Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index

Gaya Hidup    
 
Donor Darah
Donor Darah Ramadan Bersama Thalassemia Movement, Berpahala dan Tak Batalkan Puasa
2022-04-23 14:50:04

Kegiatan Donor Darah Ramadan bersama Komunitas Thalassemia Movement yang berlangsung pada Jumat (22/4).(Foto: BH /na)
JAKARTA, Berita HUKUM - Kegiatan Donor Darah Ramadan (DORA) yang diselenggarakan oleh Komunitas Thalassemia Movement telah usai diselenggarakan pada Jumat, 22 April 2022.

Puluhan pendonor yang hadir sore itu tampak antusias untuk mendonorkan darahnya. Salah satu pendonor yang datang adalah Ria. Walau sedang berpuasa, ia tetap semangat untuk melakukan donor darah.

Ria mengetahui kegiatan DORA tersebut dari akun instagram Thalassemia Movement. Kemudian, ia pun mendaftarkan diri melalui link yang tertera.

"Aku daftar lewat link yang ada di Instagram Thalassemia Movement. Biasanya sih langsung datang ke PMI Kramat kalau mau donor," jelas Ria.

Selain untuk mendonorkan darahnya, Ria juga berkeinginan untuk mengenal dan bertemu secara langsung dengan penyintas thalassemia, yang menginspirasi dirinya melalui kisah-kisah inspiratif di media sosial.

Menurutnya, para penyintas thalassaemia memiliki semangat juang yang tinggi. Melebihi dirinya.

"Yah, aku sering lihat mereka di Instagram dan YouTube. Kisah mereka seperti pemantik semangat baru buatku. Saat aku down, aku sering nonton kisah mereka di YouTube. So' aku bersyukur bisa ada disini. Enggak ada yang aku kenal secara pribadi sih. Yang penting aku datang, melihat, donor, dan pulang. Yah, bisa dikatakan "secret admirer" mereka," jelas Ria, saat ditemui usai mendonorkan darah, Jumat, (22/4)

Selain donor darah, rangkaian kegiatan DORA yang berlangsung di Mediterania Fuction Room, Pacific Place, Jakarta ini, juga diwarnai dengan talkshow bersama para dokter dan penyintas. Sehingga, para pendonor yang hadir mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang thalassaemia.

Melansir dari situs resmi alodokter, Thalassemia merupakan penyakit kelainan genetik sel darah, dimana rantai protein pembentuk hemoglobin tidak terbentuk sebagian atau semuanya. Sehingga sel darah merah mudah pecah dan menyebabkan anemia.

Secara klinis, thalassaemia dibagi menjadi 3 yaitu:

1.Thalassemia mayor, ditandai dengan raut wajah yang pucat, pertumbuhan tulang yang terhambat, hingga perut yang membesar akibat pembengkakan pada limpa. Pada pasien thalassemia mayor, membutuhkan transfusi darah rutin seumur hidup.

2. Thalassemia intermedia, yang merupakan thalassemia tingkat sedang. Gejala yang ditunjukkan tergolong lebih ringan jika dibandingkan dengan thalassemia mayor. Mereka tetap membutuhkan transfusi darah, akan tetapi tidak rutin.

3. Thalassemia minor atau disebut sebagai pembawa sifat. Mereka tidak menunjukkan gejala apapun, dan tidak membutuhkan transfusi darah.

Salah satu penyintas thalassemia mayor yang hadir dalam kegiatan DORA, adalah Iqbal. Ia terdiagnosis thalassemia sejak berusia satu tahun. Sejak saat itu, Iqbal menjalani transfusi darah setiap 2-3 minggu sekali. Terapi tranfusi darah ini, rutin ia jalani hingga kini berusia 23 tahun.

Menurutnya, tranfusi darah diibaratkan sebagai bahan bakar yang membuat performanya aktif setiap hari. Sehingga, ia bisa menjalankan aktivitas dengan baik tanpa hambatan.

"Tranfusi darah itu seperti isi pertamax. Bikin fit setiap saat," kata Iqbal.

Iqbal menambahkan, kegiatan DORA yang diselenggarakan oleh Thalassemia Movement tersebut, sekaligus menjadi ajang sosialisasi kepada para pendonor untuk mengenal lebih dekat tentang penyakit thalassemia.

Ia juga berharap, semoga kedepannya lebih banyak lagi pendonor yang datang.

"Harapan kedepannya semoga pendonor lebih banyak lagi. Untuk tim yang terlibat, semoga lebih kompak dan solid," jelasnya.

Sementara itu, Marni, dari Komunitas Thalassemia Movement menyebutkan, aksi DORA yang berlangsung jelang waktu berbuka puasa tersebut, berhasil mengumpulkan sebanyak 55 kantong darah dari 80 pendonor yang hadir.

"Dari 129 keseluruhan peserta yang mendaftar, ada 80 pendonor yang on-site dan 55 pendonor yang berhasil mendonorkan darah," jelas Marni.

Menurut Majelis Ulama Indonesia (MUI), melakukan donor darah saat berpuasa, diperbolehkan dan tidak membatalkan puasa.

Sesuai keputusan Komisi Fatwa MUI DKI Jakarta pada tanggal 22 Rabi’ul Akhir 1421 H/24 Juli 2000 tentang hukum donor darah bagi orang yang sedang berpuasa, menyebut:

"Pengeluaran darah dari orang yang sedang menunaikan ibdah puasa, tidak membatalkan atau mengurangi kesempurnaan ibadah puasa orang yang bersangkutan. Bahkan ditinjau dari sudut fadilah atau keutamaan, memberikan sumbangan darah oleh orang yang sedang berpuasa kepada orang yang membutuhkannya adalah suatu amal shaleh yang pahalanya lebih besar dibanding dengan amal shaleh yang dilakukan di luar bulan puasa," melansir dari situs resmi UTD PMI DKI Jakarta.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi pendonor agar tetap dapat melakukan donor darah meski sedang berpuasa. Di samping syarat kesehatan yang sudah umum diperiksa sebelum donor darah seperti, kadar hemoglobin dan tekanan darah, ada juga syarat yang berhubungan dengan kebiasaan pendonor dan waktu berdonor.

Mengutip dari laman UTD PMI DKI Jakarta, dr.Salimar Salim menyebutkan, beberapa syarat yang harus dilakukan oleh pendonor yang hendak melakukan donor darah saat sedang berpuasa diantaranya:

1. Cukup makan sahur dan berbuka

Kecukupan asupan makanan dinilai penting. Pasalnya, asupan makanan sangat mempengaruhi energi pendonor sehingga tidak mudah lemas atau pusing setelah mendonorkan darah. Paling tidak pendonor harus makan makanan bergizi yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral yang cukup di waktu sahur dan berbuka beberapa hari sebelum akan mendonor. Sementara untuk jumlahnya, tergantung kebutuhan masing-masing individu.

2. Cukup tidur

Umumnya berpuasa membuat jadwal tidur mengalami perubahan karena kegiatan sahur ataupun ibadah malam. Namun tidur merupakan kebutuhan penting untuk proses pembentukan sel-sel darah. Maka orang yang hendak mendonorkan darah harus tidur minimal tiga jam di malam sebelumnya.

3. Cukup Minum

Tubuh terdiri dari cairan yang sebagian besar berwujud darah. Agar tidak dehidrasi saat mendonorkan darah, maka pendonor wajib untuk cukup minum. Saat berpuasa, waktu minum terbatas, jadi demi mencukupi kebutuhan cairan pendonor harus minum cukup di saat sahur dan sehabis berbuka puasa.(bh/na)


 
Berita Terkait Donor Darah
 
 
Untitled Document

 Beranda | Berita Utama | White Crime | Lingkungan | EkBis | Cyber Crime | Peradilan | Pidana | Perdata | Pledoi | Politik | Legislatif | Eksekutif | Selebriti | Pemilu | Nusantara | Internasional | ResKrim | Gaya Hidup | Opini Hukum | Profil | Editorial | Index


  Berita Terkini >>
 
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
5 Oknum Anggota Polri Ditangkap di Depok, Diduga Konsumsi Sabu
Mardani: Hak Angket Pemilu 2024 Bakal Bikin Rezim Tak Bisa Tidur
Hasto Ungkap Pertimbangan PDIP untuk Ajukan Hak Angket
Beredar 'Bocoran' Putusan Pilpres di Medsos, MK: Bukan dari Kami
Pengemudi Mobil Plat TNI Palsu Cekcok dengan Pengendara Lain Jadi Tersangka Pasal 263 KUHP
Untitled Document

  Berita Utama >
   
Mengapa Dulu Saya Bela Jokowi Lalu Mengkritisi?
Mudik Lebaran 2024, Korlantas: 429 Orang Meninggal Akibat Kecelakaan
Kapan Idul Fitri 2024? Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 10 April, Ini Versi NU dan Pemerintah
Refly Harun: 6 Ahli yang Disodorkan Pihak Terkait di MK Rontok Semua
PKB soal AHY Sebut Hancur di Koalisi Anies: Salah Analisa, Kaget Masuk Kabinet
Sampaikan Suara yang Tak Sanggup Disuarakan, Luluk Hamidah Dukung Hak Angket Pemilu
Untitled Document

Beranda | Tentang Kami | Hubungi | Redaksi | Partners | Info Iklan | Disclaimer

Copyright2011 @ BeritaHUKUM.com
[ View Desktop Version ]